Sejarah Singkat
Sejak Tahun 1935 para Suster Ursulin sudah berkarya di Kampung Sawah. Tetapi di tahun 1935-1945 komunitas dan gereja terbakar habis dan sejak saat itu para suster silih berganti melayani di Kampung Sawah, antara lain adalah Sr. Laurence Bonke, OSU. Pertama-tama kami, mengadakan kunjungan keluarga yang kami anggap sangat penting. Kampung Sawah resmi dimulai lagi pada Hari Raya Pesta 3 Raja tahun 1969 yang dirintis oleh: Sr. Inigo, Sr. Romana Haberhausen dan Sr. Dominika yang menempati biara di samping gereja.
Karya Kerasulan
-
Membantu mengirim komuni orang sakit dan lanjut usia
-
Mengajar katekumen, calon komuni pertama dan calon Krisma
-
Membantu membagi komuni di Gereja
-
Membantu anak-anak miskin dengan membiayai sekolah
-
Terlibat kegiatan lingkungan, yaitu Doa Rosario & Memberi Renungan
-
Mendamping/memberi renungan ibu-ibu Hanna
-
Mengajar agama dan keterampilan di sekolah
-
Membantu Puskesmas untuk balita
-
Mengelola proyek Sosial Paroki, yaitu PKK
-
Mendamping ibu-ibu Katolik (WK), mudika, kelompok koor
Para suster silih berganti berkarya di Kampung Sawah. Hingga pada tahun 1979 Panti Asuhan Pondok Damai di Kampung Sawah, Bekasi, didirikan pada tanggal 2 Mei oleh Alm. Sr. Pauline Sutopanitro, OSU dan kemudian diresmikan oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ. Kala itu Sr. Pauline adalah kepala sekolah SMP Strada Kampung Sawah. Dengan semangat untuk membangun remaja yang secara finansial kurang mampu, Sr. Pauline berinisiatif menampung para remaja Kampung Sawah. Para remaja putri ditempatkan di Gereja St. Antonius Padua (kini, Gereja St. Servatius) dan remaja putra di rumah sederhana yang kini menjadi SMP Strada Kampung Sawah. Uskup Leo Soekoto, SJ menawarkan sebidang tanah kepada Sr. Pauline untuk menjadi cikal bakal Pondok Damai. Usulan nama “Pondok Damai” berasal dari seorang guru SMP Strada, Bapak Yulius Sastra Noron. Tanah cikal Pondok Damai, awalnya adalah tanah Garapan para murid SMP Strada dalam keterampilan bercocok tanam singkong, ubi, pisang, dan kelapa. Sejak 1999, Pondok Damai menaungi hanya remaja putri dari berbagai etnis, agama, dan latar belakang. Upaya menghidupi Pondok Damai dilakukan oleh para suster Ursulin dan 18 karyawan Pondok Damai melalui ternak bekicot, lele, ayam kampung. Hasil usaha ini hanya dapat membantu sebagian biaya pendidikan 63 remaja putri di Pondok Damai. Saat ini, Panti Asuhan Pondok Damai masih berdiri dan terus beroperasi sebagai tempat tinggal bagi anak-anak yang kurang mampu
SEKILAS TENTANG PONDOK DAMAI
Panti Asuhan Pondok Damai pada awalnya berdiri karena menanggapi situasi yang terjadi pada umat atau masyarakat yang ada di kampung sawah. Mulanya kebanyakan Masyarakat bekerja sebagai petani, tetapi karena semakin menyempitnya lahan entah karena dibeli developer atau dijual atau diwariskan, sehingga penghasilan mereka semakin berkurang. Karena permasalahan ekonomi ini, maka pada awalnya Pondok Damai hanya memberi bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak dari umat dan masyarakat sekitar.
Tetapi kemudian setelah terjalin hubungan dengan mereka, ternyata ada di antara mereka yang Yatim, Piatu, Yatim Piatu. Kemudian timbul niat baik untuk merengkul mereka dengan membuatkan asrama sehingga pendidikan formal dan non formal dapat dipenuhi. Maka pada tanggal 2 Mei 1979 diresmikanlah Panti Asuhan Pondok Damai.
Saat ini anak asuh kami semuanya perempuan. Mereka berasal dari berbagai macam etnis, agama dan latar belakang keluarga: Yatim, Piatu, Yatim Piatu, Keluarga Retak, Prasejahtera, Sakit dan Terlantar. Kami berharap mereka dapat belajar dengan aman & melanjutkan cita-cita mereka.
VISI MISI DAN TUJUAN PONDOK DAMAI
VISI
Terbentuknya pribadi yang beriman, mandiri, berkualitas dalam kasih persaudaraan Kristiani yang dijiwai semangat Santa Angela.
MISI
-
Menanamkan nilai-nilai religiositas dan humanitas dalam kehidupan bersama.
-
Mewujudkan kasih Allah dengan memberi perhatian kepada setiap pribadi.
-
Menanamkan nilai-nilai etika, moral, dan estetika dalam kegiatan sehari-hari.
-
Menciptakan suasana belajar yang kondusif, dan memotivasi anak agar berhasil dalam studi.
-
Mengembangkan potensi dan keterampilan pada anak.
-
Menumbuh kembangkan kasih persaudaraan sejati dalam kehidupan sehari-hari.
-
Melatih anak untuk menjadi kader yang terlibat dan peduli serta bertanggung jawab dalam tugas di manapun mereka hidup.
TUJUAN
-
Memberi kesempatan belajar formal dan nonformal.
-
Melatih anak untuk mandiri dalam kegiatan keseharian.
-
Memberi pertolongan kepada anak, agar anak mampu mengenal dirinya sendiri, berkembang dan dapat hidup di tengah masyarakat dengan bekal yang cukup.
-
Menumbuh kembangkan rasa syukur atas kebaikan yang mereka alami.